Jika Indonesia baru saja meluncurkan panser badak 6×6, maka tetangga Jiran kita Malaysia sudah lebih dulu memilikinya. Sibmas 6×6. Pada tahun 1983 Angkatan Darat Malaysia memesan 150 Sibmas 6×6 AIFV dari Belgia dan 450 Condor 4×4 APC dari Jerman.
Panser Sibmas dilengkapi canon Cockerill 90mm Mk III serta senjata mesin coaxial 7.62 mm dan senjata anti-pesawat 7.62 mm machine gun yang ditujukan Malaysia sebagai fire support. Kendaraan ini memiliki top speed 100 km dan daya jelajah 1000 km.
Bedanya dengan Indonesia, Sibmas 6×6 ini buatan Belgia, sementara Panser Badak buatan dalam negeri, PT Pindad.
Namun demikian, kini Malaysia telah melompat mengadopsi panser 8×8 yakni AV-8 yang akan digunakan untuk APC maupun IFV. AV-8 8×8 merupakan kandidat pengganti Sibmas 6×6 dan Condor 4×4. AV-8 atau PARS merupakan kerjasama Malaysia dengan FNSS Turki yang sebelumnya mensupport Malaysia dan Tank ACV-300.
Dengan format 8×8 maka panser ini bisa mengadopsi berbagai varian, karena memiliki platform yang lebih stabil. AV-8 bersifat modular dan memiliki perlindungan armor tingkat 4 yang mampu menangkis amunisi 14.5 mm, 7.62mm dan 14.5mm. Kemampuan menangkis amunisi 14.5 mm setara dengan kemampuan Stryker AS.
AV-8 menggunakan sistem integrator Thales yang membuatnya bisa berkomunikasi dan bertukar data dengan MBT PT-91 Malaysia. Kendaraan 8×8 ini menggunakan mesin diesel Deutz turbocharged buatan Jerman yang menghasilkan tenaga 524 hp dengan mesin yang terletak di tengah hull, di belakang kompartemen sopir dan bersifat fully amphibious, bisa diangkut oleh pesawat kargo C-17 atau pun A400M.
Malaysia memesan 178 AV8 dengan konfigurasi: turret 30 mm, turret 25mm, RCWS 12,7. Varian lainnya adalah kendaraan surveillance yang dilengkapi battlefield radar dan mast mounted sensors (24), command vehicles (13), armored ambulances (9), armored recovery vehicles (9), maintenance vehicles (9), 120-mm mortar carriers (8), engineering and NBC reconnaissance vehicles (4) dan signals vehicles (3).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar