Awalnya redaksi segan untuk mengangkat tulisan ini karena disebutkan “Penugasan Rahasia”. Namun setelah membacanya, perkataan rahasia, bisa dikatakan out of date karena Timor Timur telah menjadi negara lain dan kejadiannya pun sudah 20 tahun silam. Tulisan ini memiliki pendekatan unik. Secara antropologi menjadi kajian yang kaya dan menarik. Terima Kasih (redaksi).
Xanana Gusmao setelah ditangkap TNI (All Photos: Kolonel CPM Purn. H Nurhana Tirtaamijaya).
PENUGASAN RAHASIA POMDAM IX UDAYANA AGAR XANANA GUSMAO MAU MEMBUAT PERNYATAAN PRO INTEGRASI.
(21-24 NOVEMBER 1992)
Pendahuluan
Tugas Rahasia ini diberikan kepada saya, Kolonel CPM Nurhana, Dan Pomdam IX Udayana, oleh Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Soewardi, atas perintah Panglima ABRI Jenderal TNI Try Soetrisno, pada hari Jumat tgl 20 November 1992, di Dilli Tim Tim, setelah mendapat Rekomendasi dari Aspam Kasad Mayjen TNI Hadi Baroto (Mantan Dan Puspom) dan Pangdam IX Udayana May Jen TNI Soewardi (Penanggung Jawab Ops Tim Tim), setelah Xanana Gusmao menolak keras permintaan Pangab Jenderal TNI Soetrisno untuk membuat pernyataan Pro Integrasi, sesuai perintah dari Presiden Soeharto di Jakarta.
Xanana Gusmao dilaporkan oleh Pangkolak Ops Tim Tim Brigjen TNI Theo Syafei, tertangkap tanpa perlawanan (menyerah), pada hari Kamis tgl 19 November 1992, di Dilli. Hari Jumat pagi tgl 20 Nov 1992, Pangab Jenderal TNI Try Soetrisno, didampingi pejabat teras ABRI dan TNI AD, menggunakan pesawat Hercules, terbang ke Dilli untuk melakukan inspeksi atas laporan tersebut, sekaligus membawa Mission dari Presiden Soeharto agar Xanana “Mau Bekerjasama/Bersedia membuat pernyataan PRO INTEGRASI DENGAN NKRI”…Pernyataan PRO INTEGRASI DARI XANANA GUSMAO, diperlukan oleh pemerintah RI untuk Senjata Politik Internasional Pemerintah RI membela diri dari Sanksi PBB, di Sidang Pelanggaran HAM PBB, kasus Tragedi Berdarah 12 November 1991, di Santa Cruz Dilli, yang akan diadakan di Jenewa pada bulan Desember 1992.
Kesaksian Mayjen TNI Hadi Baroto, Aspam Kasad.
Menurut kesaksian Mayjen TNI Hadi Baroto Aspam Kasad saat itu, kepada saya di kantornya di Mabesad Jakarta, pada tanggal 25 November 1992, (saat saya lapor kepada beliau setelah “mengawal dan menyerahkan Xanana dari Denpasar Bali kepada Brigjen TNI Hendro Priyono, (Direktur A Bais di Jakarta”), bagaimana prosesnya sampai Xanana Gusmao “DITITIPKAN UNTUK DIMINTAI PERNYATAAN PRO INTEGRASI KE Kolonel CPM Nurhana Dan Pomdam IX Udayana”, melalui “DISKUSI ALOT ANTARA PANGAB DENGAN PANGDAM IX UDAYANA” , sebagai berikut:
(Dialog Nurhana,Dan Pomdam IX Udayana dengan Mayjen TNI Hadi Baroto, Aspam Kasad)
Nur: “Pak, apa sebabnya kok tiba tiba Xanana dititipkan ke Pomdam IX Udayana untuk dimintai pernyataan PRO INTEGRASI NKRI? Harusnya itu kan tugas Badan Intelijen Strategis Jakarta? Bapak kan hadir bersama Pangab saat putusan diambil?”
HB: “Wah Nur, ceritanya panjang dan tegang!”
Nur:” Maksudnya?”
HB : “Itu usulan dari Pangdam IX Udayana, Mayjen TNI Soewardi, setelah Pangab gagalmeminta Pernyataan Pro Integrasi dari Xanana, bahkan dilabrak oleh Xanana Gusmao!. Pangab malu, marah tapi gak bisa apa apa, karena ada: Pesan khusus dari RI 1 agar Xanana tidak boleh dibunuh! Harus dijaga agar tetap hidup, tapi harus buat Pernyataan Pro Integrasi NKRI, terserah bagaimana caranya!.……”
Nur: “Lanjut ?”
HB: “Beberapa Jenderal membisiki Pangab agar Xanana diselesaikan secara rahasia saja, tapi Pangab tidak mau karena taat perintah RI 1. Mau dibawa ke Jakarta, takut hilang diperjalanan ke Jakarta, karena Xanana dimitoskan di daerah Ops Tim Tim punya kesaktian “BISA MENGHILANG!….”
Dalam keadaan Pangab bingung itulah Pangdam IX Udayana menyarankan ke Pangab agar Mission Impossible itu serahkan saja kepada Kolonel CPM Nurhana Dan Pomdam IX Udayana di Denpasar Bali!..”
Nur: “Lanjut ?”
HB: “ Tentu saja Pangab Jendral Try Soetrisno kaget dan marah pada Pangdam Udayana dan berkata: Polisi Militer mau dipercaya diberi tugas rahasia menundukan mental tokoh Panglima Pemberontak sehebat Xanana Gusmao?…Dulu, Pomdam V Jaya diserahi menahan Teroris Imron pembajak pesawat terbang Garuda saja tidak mampu!…KABUR!, sampai Dan Pomdamnya dicopot dari jabatannya!……Apa kamu yakin Nurhana mampu beresin Xanana?…..Sangat mengagetkan semua pihak adalah Pangdam IX Udayana dengan tegas dan yakin berkata: Kolonel CPM Nurhana pasti sanggup menyelesaikan tugas rahasia ini, saya yang bertanggung jawab kalau GAGAL! ”
Nur: “Lanjut pak, seru juga yah!”
HB:”Pangab tambah bingung, para petinggi Badan Intelijen Strategis no Comment, karena juga takut gagal kalau diserahkan pada Bais…… kemudian Pangab panggil aku, aku lalu ditanya:
He Hadibaroto, dulu kamu Dan puspom, tentu kamu tahu kemampuan Nurhana! Bagaimana saran kamu!?, apa betul menurut kamu Nurhana mampu menangani tugas berat ini dengan baik?….”
Nur: “Terus, apa saran bapak?”
HB: “Wah aku terpojok, serba salah, terus terang aku takut kamu gagal nanganin Xanana Gusmao yang terkenal sangat hebat dan sakti, kami para Jendral saja dilabrak sama Xanana, kalo kamu gagal, CPM yang kena getahnya, dan kamu bisa dihukum juga!…..Tapi aku malu kepada Pangdam IX Udayana Mayjen Soewardi, kok demikian yakin akan kemampuan kamu!…Masa aku yang mantan Dan Puspom, tidak yakin pada kemampuan mantan anak buahnya sendiri?!….Terpaksa aku dukung saran Pangdam IX Udayana!…..Pangab akhirnya berkata: Baik, saya setujui usul Pangdam IX Udayana, Nurhana diberi waktu 7 hari mendapatkan Pernyataan Pro Integrasi dari Xanana, setelah itu Xanana diserahkan ke Badan Intelijen Strategis Jakarta!…Kalau ada kegagalan, Pangdam IX Udayana dan Aspam Kasad ikut Bertanggung jawab!….”
Nur:”Sekarang ini, Setelah Pangab dan para petinggi ABRI mendapat laporan dari Pangdam IX Udayana bahwa Mission Impossible Pomdam IX Udayana Sukses!, apa kesan dan komentar mereka?”
HB: “Waduh Nur, aku betul betul bersukur pada Tuhan, mereka semua memberi selamat pada aku, seakan akan aku yang sukses! Padahal sebenarnya aku sendiri takut gagal, bayangkan Nur kalau Xanana kabur dari tahanan kamu seperti teroris Woyla, Imron, di Pomdam V Jaya, Jakarta, mau dikemanain muka kita Nur?…Mereka sangat surprise dan sangat kagum pada kemampuan dan profesionalisme Corps Polisi Milter Kodam IX Udayana, apalagi kamu bereskan tugas hanya dalam 3 hari, dibawah batas waktu 7 hari yang diminta Pangab!…Aku menjadi lebih bangga jadi Mantan Dan Puspom, aku tak akan lepaskan Badge Corps Polisi Militer dari lengan bajuku Nur, walau sudah jadi Aspam Kasad!”
Nur: “Terima kasih atas kepercayaan dan dukungan moril bapak, saya langsung pamit nih pak, mau tidur dulu, sudah 4 hari 3 malam saya puasa tidur nih pak, menghadapi Xanana, Hehe!”
HB:”Terima kasih Nur, hanya Tuhan yang bisa balas jasa kamu terhadap bangsa dan negara, apalagi ini Tugas Rahasia Negara, Brigjen TNI Memet/Dan Puspom pun gak tahu apa apa sebelum aku beritahu, dia cuma kaget dan ketakutan!….semoga Pernyataan Xanana Pro Integrasi berhasil meloloskan Pemerintah RI dari ancaman Sanksi Pelanggaran HAM dari PBB dalam sidang PBB bulan Desember 1992 nanti.”
Itulah rekaman ulang dialog saya dengan almarhum Mayjen TNI Hadi Baroto, Aspam Kasad pada saat peristiwa penugasan rahasia ini terjadi, yang menjelaskan alasan mengapa sampai Xanana Gusmao dititipkan secara rahasia selama 4 hari 3 malam, di Ma Pomdam IX Udayana Denpasar Bali dari tgl 21 November s/d 24 November malam hari, untuk “Diproses secara khusus agar Xanana mau membuat Pernyataan Pro Integrasi ke NKRI”……
Selanjutnya akan diceritakan proses “Menundukan Mental Pemberontak Xanana menjadi Tahanan yang mau membuat pernyataan Pro Integrasi .
Proses penaklukan Mental Pemberontak Xanana…
Xanana Gusmao
HARI PERTAMA (Sabtu , 21 Nov 1992)
Xanana diserahkan ke Ma Pomdam IX Udayana oleh Asintel Kodam IX Udayana, Kolonel Inf Soentoro, dikawal oleh dua orang anggota Satgas Intel Kolak Ops Tim Tim yang terlibat langsung dalam penangkapan Xanana di Dilli (Xanana ditangkap pada hari Kamis 19 November 1992).
Xanana ditempatkan di sel tahanan Ma Pomdam IX Udayana, pada sore hari, setelah para tahanan terpidana Kasus Tragedy Santa Cruz 12 November Dilli dipindahkan ketempat lain. Juga setelah beberapa tempat tertentu dipasangi “Penangkal Ilmu Kesaktian Xanana yang dimitoskan bisa menghilang”
Para terpidana kasus Santa Cruz 12 November Dilli, berpesan agar Dan Pomdam extra hati hati, karena menurut mereka, Xanana pasti akan ditolong oleh kesaktian ilmu gaib gurunya dari Tim Tim berupa hujan besar disertai kilat/halilintar, lalu begitu hujan badai berhenti, Xananapun akan ikut menghilang juga! Itulah fenomena yang selalu terulang terjadi di daerah Operasi Tim Tim selama 16 tahun, sehingga Xanana selalu lolos dari sergapan para Pasukan Pemburu Xanana! Sehingga dimitoskan bahwa Xanana Sakti mandraguna, kebal peluru dan bisa menghilang!
Dari jam 10 pagi sampai sore, Xanana diterima di Ruangan Dan Pomdam IX Udayana, ditemui oleh Kasdam IX Udayana BrigjenTNI Sulatin, ditemani Dan Pomdam Kol CPM Nurhana dan para pengawal dari Satgas Intell KolakOps Tim Tim.
Kasdam IX Udayana Brigjen TNI Sulatin berusaha melakukan wawancara dan pendekatan emosional kepada Xanana Gusmao, tapi selalu dijawab: “I will not give any political statement, I am ready to die!”
Setelah Kasdam IX Udayana pulang, Xanana dengan saya hanya berdua saja diruangan kerja saya, pintu dikunci dari luar, penjaga juga berada diluar pintu ruangan kerja, saya coba melakukan pendekatan dengan menawarkan minum kopi, rokok, makanan kecil sambil menyaba ramah dan menanyakan hal hal tentang kondisi kesehatan dll,
Pada awalnya, Xanana tetap menolak semua tawaran baik dan selalu menjawab ketus: “ I am ready to die!!!”, sambil memelototkan pandangan matanya kemata saya dengan tujuan untuk menghipnotis saya. Saya mulai merasakan ada serangan enerji jahat dari mata Xanana Gusmao untuk menundukan saya. Lalu saya berfikir: “Wah ini kesempatan baik mengadu kekuatan ilmu dengan seorang Panglima Perang Pemberontak Tim Tim”
Bukannya saya takut, bahkan saya sangat enjoy menikmatinya, adrenaline dalam diri mengalir deras, membangkitkan semangat, karena sudah lama tidak ketemu lawan berimbang!
Melihat dia melotot mengerahkan enerji sihirnya, saya justru ketawa mengejek Xanana sambil berkata: “What are you doing? Try to qonquer me? I know your Magic Power, but you donot know my Magic Power!”
Xanana tetap tak mengedipkan matanya yang dipelototkan pada mata saya!
Setelah sekitar 30 menit adegan ini berlangsung, akhirnya saya bentak Xanana: “ Dont try to beat me, your magic power is NOTHING FOR ME! EVEN YOUR TEACHER’S MAGIC POWER!”
Xanana sangat kaget justru saya bentak dia, akhirnya dia melunak dan mau minum kopi, merokok dan makan kueh yang dihidangkan….
Kemudian terjadilah hujan besar dan kilat badai menyambar nyambar Markas Pomdam IX Udayana di Denpasar Bali, sampai halaman kantor kebanjiran! Mulai dari sekitar jam 13.00 -18.00, nonstop!
Tapi sesuai janji Allah, Kekuatan ilmu gaibnya yang berasal dari kekuatan jin, setan, iblis, tidak akan mampu mengalahkan enerji Allah Sang Penguasa Jagat Raya! Kalau Allah melindungi kita, ilmu kesaktian sehebat apapun akan tak berdaya dan sirna, bagai hujan diterpa sinar matahari! Hilang bersama angin berhembus!….
Hujan badai disertai kilat berlalu, Xanana masih tetap duduk kebingungan dihadapan saya di ruangan kantor Dan Pomdam !!!
Hehe, Xanana sejak hujan deras turun, sampai hujan selesai, saya sibukan dengan mengadu kekuatan ilmu gaib masing masing, hanya berdua saja didalam kamar kantor, pintu dikunci dari luar dan Xanana dalam kondisi dibuka borgolnya! Bebas kalau dia mau menyerang saya! (Hehe! Kapan lagi saya punya peluang beradu ilmu gaib dengan tokoh pemberontak yang katanya sakti mandraguna, bisa menghilang? ).
Saya betul betul nekad uji coba Ilmu Tuhan yang saya pelajari dan amalkan puluhan tahun! Hanya sekitar satu jam saja Xanana bisa bertahan ganas seperti macan dihadapan saya, setelah pertarungan gaib selesai, Xanana berubah jadi Kucing Angora yang manis !!!
Setelah saya rubah Xanana menjadi kucing Angora yang manis, barulah pada jam 18.00, saat hujan lebat sudah reda, Xanana saya bawa sendiri ke kamar sel dan dimasukan kekamar selnya dengan borgol dipasang kembali! Lalu saya tugasi Letkol CPM Sugianto (Almarhum) Dan Denpom Denpasar, untuk memimpin tugas pengamanan Xanana dengan berbagai pesan khusus yang mutlak harus dilakukan, baik secara teknis kepolisian militer, intelijen, maupun metafisik!
Pada malam harinya, saya ditemui dokter gigi Mayor Hertoto, personil Kesdam IX Udayana, merangkap “Penasihat Spiritual Pribadi Pangdam!”, beliau lapor pada saya diperintahkan Pangdam untuk membantu Dan Pomdam bila ada yang perlu dibantu!
Asalnya saya kaget, emangnya Xanana sakit gigi?…Dr Hertoto ketawa, …..”Bukan pak, bukan Xanana, bantu bapak Nurhana!”….saya bilang: “Saya gak sakit gigi lho!”
Akhirnya dia cerita panjang lebar bahwa Pangdam itu sudah dapat masukan dari Dr Hertoto, bahwa pak Nurhana adalah murid spiritual dari Profesor DR Singgih, Tokoh Pejuang Nasional, Pemuda anggota Peta( Shodanco) yang mimpin penculikan Bung Karno agar mau membacakan Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus (Kasus Rengas Dengklok),keturunan dari Sunan Kalijaga (salah satu dari Wali Sanga)!.
Saya baru mengerti kenapa Pangdam demikian berani nekad menjamin saya pada Pangab, utk tangani Xanana!
Dr. Hertoto minta maaf bahwa dia sudah terlanjur banyak cerita kepada Pangdam tentang masalah ilmu Wali Sanga yang dipelajari Dan Pomdam. Karena Pangdam yang orang Jawa Tengah adalah pengagum Wali Sanga, Sunan KalijagaI
Dr. Hertoto memang pernah saya ajak belajar ilmunya Sunan Kalijaga, untuk menajamkan kemampuan Supersense Mata Ketiga, alias melihat mahluk halus dengan mata batin, sekaligus membersihkan ilmu hitam yang pernah dipelajarinya dulu!
Akhirnya mulai malam itu Dr Hertoto bantu saya mendeteksi enerji/kekuatan jin yang dikirim dari Tim Tim oleh Gurunya Xanana. Dia bertugas sebagai “Radar Indera Keenam”, untuk mengetahui situasi kondisi medan tempur ghaib di Ma Pomdam, sedangkan tugas membendung dan penghancurannya tugas saya.
Dr, Hertoto berperan sebagai pesawat radar pengintai dan deteksi (Pesawat Radar Hawk Eye), saya berperan sebagai pesawat pembom tempur, penghancur sasaran!
Xanana Gusmao setelah ditangkap TNI
HARI KEDUA ( 22 November 1992):
Pada tanggal 22 November pagi, Tim Kesehatan dari Kesdam IX Udayana melakukan pemeriksaan kesehatan Xanana Gusmao di kamar tahanannya.
Xanana ditemukan mengidap penyakit tertentu, lalu diobati secara intensif oleh Tim Dokter.
Siang hari, tim investigasi gabungan Intel Kodam dan Pomdam mencoba membongkar rahasia para pendukung klandestin/operasi rahasia Xanana, di Tim Tim, khususnya Dilli, tapi Xanana belum kooperatif, masih bungkam!
Pada tgl 22 malam, Xanana tertangkap CCTV Indera keenam yang saya pasang di sel Xanana, Xanana sedang membaca mantera utk mengakses enerji jin dari gurunya, yang sudah standby diradius 50 meter sekeliling kamar tahanannya tapi terblokir oleh “penangkal” yang saya pasang! Sebelum akses tersambung. Signal datang kepada saya lewat indera keenam yang memang dipertajam selama tugas berlangsung!
Segera saya datang ke kamar sel tahanan Xanana sekitar jam 24.00 malam, sendirian, lalu saya sapa Xanana dengan nadabersahabat, inilah dialog saya dengan Xanana pada tengah malam itu:
Nur: “ Hello, How are you, fine?”
Xanana: “No! Your member always disturb me, I have no time to CONCENTRATION!”
Nur: “Why my member disturb you, did you do someting wrong?!
Xanana: “No, I obey your regulation, no illegal action!”
Nur: “Why you try to contact your Teacher!?”
Xanana:”No! I Have no phone to contact my teacher!!!”
Saya tersenyum bersahabat dan berkata: “ Dont tell me a lie, I really know what did happen here!…You try to contact your teacher magic power with your “Pray”…..Didnt you?!”
Xanana: “No! I didnt!…”
Saya mulai keras dan berkata: “My member disturb you because you try to contact your teacher magic power, with your Concentration and Magic Pray!…..Dont you know that my magic power always work for me to know what are you doing here?!”
Xanana terdiam agak terkaget kaget!
Saya lanjutkan tekanan psikologis saya pada Xanana: “ Did you remember, what did you do when a soldier of Indonesian Army came to your house and you could not do anything except confuse and surrender without fight at all, even your weapon allready standby to use in your bunker!?”
Xanana bengong mendengar ucapan saya!
Saya lanjutkan: “As a hero, as a commander, as a general of Fallantil Troops of Fretilin Party, as a human that famous has a great magic power!, What did you do that time ?!…You do not able todo anything !!! Didnt you???!…You just like a rat that was trapped!…Do you know why?…Do you know why?…I SENT MY MAGIC POWER TO CATCH YOU!!!…..Do you understand know? Do you understand know why you was sent here to my hand?!, to my Office?!”
Xanana tambah bengong dan matanya yang galak jadi nanar, hancur sudah kepercayaan dirinya, karena apa yang saya katakan itu semua The Truth!, itulah kenyataan sebenarnya!…
Lalu saya lanjutkan: “ You was sent here because you was programed to be saved! I am The Commander Of Military Police! I am The Law Enforcement in Indonesian Military System!…I did not get mission TO KILL YOU!!!…I have mission to make a joint aggrement with you! I will safe your life if you also safe the political Will of Indonesia Goverment!!!”
Xanana betul betul hancur pertahanan mentalnya, kesombongannya punah sudah, ia berkata dengan lirih: “ WILL YOU SAFE MY LIFE …???!!!”
Dengan spontan dan tegas saya jawab: “ Of course, I promise, If you help me to make a deal, agreement that I need, I WILL SAFE YOUR LIFE!!!…Believe me that I have a spesial contact with President Of Indonesia! This is Indonesian President Type Order!, I do for President RI’S Mission!….”
Xanana matanya mulai bersinar cerah, muncul harapan untuk hidup, muncul kepercayaannya kepada saya, bahwa saya akan betul betul memenuhi janji saya untuk menyelamatkan nyawanya!
Lalu dengan lirih dia berkata dengan sendu:” Ok I will!, but let we discuss about agreement that Your Presiden ask, before we sign it, this night!….OK?!”….
Xanana Gusmao bersama Kolonel CPM Nurhana Tirtaamijaya (All Photos: Kolonel CPM Purn. H Nurhana Tirtaamijaya)
Saya berseru dalam hati: “Alhamdulillah ya Allah, aku bersukur atas Taufik dan Hidayah yang engkau berikan padaku!……Aku mohon, proses selanjutnya akan berjalan lancar sesuai hasil diskusi malam ini dengan Xanana Gusmao….!!!”
Selanjutnya mulai jam 24.00 sampai jam 04.00, saya dengan Xanana Gusmao berdiskusi panjang lebar tentang Latar Belakang politik Pemerintah RI invasi Ke Tim Tim th 1976, tentang Menlu AS Henry Kissinger yang membujuk Presiden Soeharto pada tahun 1976 utk invasi ke Tim Tim yang dikuasai oleh Fretillin yang berfaham Komunis!
Pemerintah AS yang pada tahun 1975 kalah di Vietnam dan Vietnam Selatan menjadi Negara Komunis, membuat AS takut efek Domino akan menjalar sampai ke Asia Tenggara!
Saya jelaskan bahwa Pemerintah RI tidak memusuhi rakyat Tim Tim, tapi memusuhi Faham Komunis yang dianut Fretillin yang berkuasa di Tim Tim atas penunjukan Pemerintah Portugal!
Banyak sekali pembahasan tentang politik dalam dan luar negeri Indonesia, termasuk peristiwa Pemberontakan G 30 S PKI di Indonesia yang membuat TNI sangat memusuhi Komunisme! Termasuk tentang Pahlawan Revolusi yang disiksa dan dibunuh PKI di Indonesia tahun 1965!
Xanana, bengong lalu berkata: “I am not a comunism! I am a Christian, I am not the leader of Fretillin anymore!, I am a commander of Fallantill, the troops of Timor Leste!….”
Diskusi panjang lebar adalah untuk membangun OPINI BARU dalam MINDSETnya Xanana, bahwa Pemerintah RI bukan musuh rakyat Timor Leste!, tapi justru saudara yang ingin menolong mereka dari cengkeraman Komunisme Dunia yang saat itu masih berjaya!
Akhirnya Xanana berjanji, kapan diminta, Xanana akan membongkar rahasia semua klandestine perjuangan pemberontak Fretillin, menyuruh anak buahnya turun gunung dan menyerah pada TNI disana”
Waktu jam 04.00 pagi, sudah tanggal 23 November 1992, hari ketiga Xanana di Ma Pomdam, saya pamit untuk pulang, Xanana masih memeluk erat badan saya agar jangan dulu pulang, masih ingin CURHAT!….(bayangin Xanana minta curhat pada Nurhana? Hehe!..sekarang Xanana adalah Presiden dan Perdana Menteri yang dihormati presiden RI!!! Hehe!)….
Permintaan Xanana saya tolak, karena hal essensial sudah tercapai, yaitu menghancurkan Mental Blocking Xanana dan memasukan opini/persepsi yang menguntungkan pemerintah RI!….juga saya sudah cape banget, dua hari dua malam tidak tidur sama sekali!!!
HARI KETIGA (23 November 1992)
Hari ketiga, Xanana siangnya berteriak teriak sambil menangis sambil berkata: “ OK, I will make a political statement, I will sign the agreement what Idonesian president ask!, I will tell all information about Fretilin Klandestine and member in Timor Leste!, too many many magic power here!…”
Mendengar pernyataan Xanana tgl 23 siang tersebut, saya lapor Pangdam IX Udayana. Pangdam perintahkan saya lapor ke Bais ABRI tentang perkembangan situasi tersebut.
Saya lapor ke Bais ABRI, diterima oleh Mayjen TNI Hendro Priyono, Dir A Bais.
Dir A Bais menyatakan bahwa Bais akan mengirimkan Tim dibawah pimpinan Brigjen TNI Farid Zainudin, Dan Sat Intel Dir A Bais utk memproses pembuatan Pernyataan Politik Xanana tersebut, sekaligus menjemput Xanana ke Jakarta, pada besok harinya, tanggal 24 November 1992!
Pangdam IX Udayana juga memanggil Dan Satgas Intel Kolak Ops Tim Tim beserta Tim untuk datang ke Ma Pomdam pada tgl 24 pagi untuk melakukan investigasi ulang, membongkar jaringan klandestine/operasi intel Fretilin di Tim Tim, sekaligus membantu proses pembuatan “Pernyataan Politik yang akan dibuat dan ditandatangani Xanana Gusmao di Ma Pomdam IX Udayana pada tgl 24 malam!
Pangdam IX Udayana juga memerintahkan Kapendam IX Udayan Letkol Anton untuk mempersiapkan semua alat peralatan untuk melakukan dokumentasi peristiwa sangat penting tersebut!
HARI KEEMPAT (24 November 1992)
Pada hari itu, Tim Satgas Intel Kolak Ops Tim Tim dipimpin oleh Dan Satgas Intelnya melakukan investigasi ulang terhadap Xanana Gusmao dan Xanana membuka semua rahasia tentang Siabidibame kekuatan Klandestine pemberontak Fretilin di Timtim secara tuntas.
Xanana Gusmao (All Photos: Kolonel CPM Purn. H Nurhana Tirtaamijaya)
Brigjen TNI Farid Zainudin dengan Tim Bais yang akan melakukan supervisi proses pembuatan Pernyataan Politik Xanana, tiba di Denpasar Bali pada siang hari, langsung lapor Pangdam untuk mendapat pengarahan langsung.
Malam harinya, setelah shalat Isa, baru dilakukan Dokumentasi Pernyataan Politik Xanana Gusmao secara tertulis dan lisan dengan dilakukan rekaman video oleh Ka Pendam IX Udayana dan Pomdam IX Udayana.
Isi pernyataan Xanana adalah:
MENGAKU BERSALAH TELAH MELAKUKAN PEMBERONTAKAN TERHADAP PEMERINTAHAN RI YANG SYAH DAN BERDAULAT ATAS TIMTIM.
MINTA MAAF ATAS KESALAHAN PEMIMPIN PEMBERONTAKAN BERSENJATA TERHADAP PEMERINTAHAN RI YANG BERDAULAT ATAS TIMTIM.MENYATAKAN MENGAKUI KEDAULATAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ATAS TIMTIM DAN MENYATAKAN PRO-INTEGRASI DENGAN NKRI!
Pernyataan ini dibuat diatas kertas bermaterai lengkap, dibacakan sendiri oleh Xanana Gusmao didampingi oleh Kolonel CPM Nurhana/Dan Pomdam IX Udayana dan As Intel Kasdam IX Udayana Kolonel Inf Soentoro, sambil direkam menggunakan alat rekaman video milik Pendam IX Udayana, dilakukan di dalam kantor Dan Pomdam IX Udayana Denpasar Bali, disaksikan oleh Pangdam dan pejabat teras Kodam IX Udayana, Tim Satgas Intel Kolak Ops Tim Tim serta Tim Bais dipimpin Brigjen Farid Zainudin,pada jam 20.00.
Proses pembuatan pernyataan didokumentasikan oleh Pendam, selesai tuntas sekitar jam 22.00, setelah istirahat sejenak, Brigjen Farid minta izin Pangdam pamit pulang ke Jakarta malam itu juga menggunakan pesawat Herkules Khusus, milik TNI AU.
Ternyata Pangdam IX Udayana memerintahkan Kolonel CPM Nurhana, Dan Pomdam IX Udayana yang harus membawa Xanana sampai ke dalam sel tahanan Xanana di kantor Bais di Jakarta, diserah terimakan antara Kodam IX Udayana denga Bais ABRI atas tanggung jawab penahanan Xanana, harus di sel tahanan kantor Bais Jakarta, bukan di Denpasar! Kawatir Xanana hilang diperjalanan antara Denpasar-Jakarta!
Walau dalam kondisi sudah 3 hari 3 malam saya tidak tidur sama sekali, saya tetap melaksanakan tugas mulia dan kepercayaan demikian tinggi dari Pangdam kepada saya, membawa, mengawal dan menyerahkan Xanan di kantor Bais di Jakarta!. Saya perintahkan Letkol CPM Sugiyanto mendampingi saya mengawal Xanana sampai selesai serah terima di kantor Bais, Pejaten, Pasar Minggu jakarta.
Pesawat Hercules yang digunakan rombongan pembawa Xanana tiba di lapangan terbang Halim jakarta sekitar tengah malam, diatas jam 24 malam. Disambut dengan pengawalan ketat dari Kopasus, seperti mengawal rombongan presiden RI! Hehe!
Sampai di kantor Bais di Pejaten Pasar Minggu, langsung dimasukan sel tahanan khusus Bais ABRI dengan pengawalan ekstra ketat dan metoda khusus dari saya!
Pada saat bertemu dengan Mayjen Hendro Priyono, Dir A Bais saat serah terima Xanana Gusmao, Hendro Priyono berdialog dengan saya sebagai berikut:
HP: “Bang Nurhana ( HP adalah alumni AMN 1967, adik angkatan saya, 1965), bagaimana caranya kok bisa menundukan Xanana demikian cepat???!”
Nur: “Wah panjang ceritanya!”
HP:”Cerita intinya saja Bang, saya ingin belajar!”
Nur:”Saya BIUS GHAIB!”
HP:”Apa Bang? Bius Ghaib? Apa itu dan bagaimana caranya???!”
Nur: “Caranya seperti cara pawang binatang buas di Sirkus yang mampu menjinakan Macan, Singa, Gajah dll, padahal semua binatang itu tetap masih ganas dan bunuh orang lain yang bukan pawangnya! Tapi dengan belajar ilmu Pawang, semua binatang buas tunduk! Gitu caranya!, hehe! Manusia buaspun kalau punya ilmu pawangnya, bisa ditundukan! Hehe!”
HP:”Bisa saya belajar Bang?”
Nur: “Hehe, bisa saja, tapi harus berbakat dan ada izin Allah, juga berisiko tinggi ! Kapan kapan kalau sudah siap, hubungi saya! Hehe!”
HP: “ Janji ya Bang!…”
Nur: “Hehe…Iya!!!”
Kemudian saya pamit pulang setelah memberikan petunjuk khusus agar Xanan tetap masih dalam pengaruh BIUS GHAIB saya!
Semua petunjuk saya dicatat dan ternyata kemudian mereka berhasil mengendalikan Xanana dalam waktu lama!
PENUTUP
Pada tanggal 26 November 1992, Waka Bais Mayjen TNI Ary Sudewo didampingi Brigjen TNI Hendro Priyono, lapor kepada presiden Soeharto tentang sukses penangkapan Xanana Gusmao dan pernyataan Pro Integrasi NKRI oleh Xanana Gusmao. Presiden puas dan memerintahkan agar pernyataan Xanana Gusmao segera dipublikasikan ke dunia internasional secepat mungkin, agar sempat merubah keputusan PBB untuk menghukum pemerintah RI akibat Tragedy Berdarah Santa Cruz Dilli, pada tanggal 12 November 1991 di Dilli, yang akan dijatuhkan di sidang Konvensi Komisi HAM PBB di Jenewa, bulan Desember 1992.
Sekitar 2 minggu kemudian, Xanana ditampilkan di semua Televisi di Indonesia, menyampaikan pernyataan Pro Integrasi. Dunia kaget dan geger!. Akhirnya PBB tidak jadi menjatuhkan sanksi internasional kepada pemerintah RI dalam konvensi di Jenewa Desember 1992. Xanana disidang secara terbuka, di Pengadilan Negeri Dilli Tim Tim, dihadiri oleh media Internasional, pada tahun 1993, divonis seumur hidup!.
Sekian dulu uraiannya, terima kasih atas perhatiannya!.
Bogor, Mei 2014
H.Nurhana Tirtaamijaya
Kolonel CPM Purnawirawan
Pengirim: Adninn Odjzie.