KRI Frans Kaisiepo 368, satu dari empat korvet SIGMA Class andalan Satuan Kapal Eskorta
(Satkor) TNI AL, dikabarkan mengalami kerusakan saat dalam perjalanan menuju lokasi pencarian pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata. KRI Frans Kaisiepo 368 direncanakan akan mengambil peran sebagai pengganti KRI Sultan Hasanuddin 366 yang telah bertugas di wilayah pencarian sejak 4 Januari lalu.
Kerusakan yang mendera korvet buatan Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda, ini terbilang serius, yakni pada perangat sonar pencari Thales UMS 4132 Kingklip medium frequency active/passive ASW. Sonar ini mengusung model hull mounted yang terletak di bawah lambung kapal dan dilindungi oleh dome (kubah). Nah, dalam pelayaran menuju lokasi pencarian pesawat AirAsia Z8501, lebih tepatnya saat bernavigasi di sekitaran APBS (Alur Pelayaran Barat Surabaya), KRI Frans Kaisiepo 368 yang berbobot 1.700 ton ini sempat kandas. Dan bagian yang mengalami kerusakan adalah bagian terluar dari lambung bawah kapal, yakni dome yang berisi perangkat sonar. APBS selama ini dikenal sebagai jalur pelayaran yang sangat padat.
Dikutip dari Janes.com (21/1/2015), meski akhirnya dapat ditarik ke dok kering milik PT PAL, menjadikan untuk sementara waktu KRI Frans Kaisiepo 368 harus dilakukan perbaikan. Peran sonar tentunya sangat vital dalam misi evakuasi AirAsia Z8501, mengingat sonar menjadi sensor andalan untuk mendeteksi keberadaan obyek di dasar laut. Belum diketahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses perbaikan. Dalam insiden ini, susunan silinder dan lambung utama tidak mengalami kerusakan.
Mengantisipasi agar tak terjadi insiden serupa, PT Pelabuhan Indonesia III selaku operator di pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya akan melakukan proses pengerukan dan memperdalam alur yang kerap digunakan kapal-kapal bertonase besar. Sejak 2009, KRI Frans Kaisiepo 368 menjadi andalan Indonesia dalam rotasi misi Penjaga Perdamaian UNIFIL di perairan Lebanon. (HANS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar