Karena dimensinya yang besar, radar intai udara jarang ditampilkan di hadapan publik. Tapi lain hal dalam HUT TNI ke-69, Oktober 2014 lalu. Dalam defile HUT TNI yang disebut terbesar yang pernah diselenggarakan, TNI AU dan Kohanudnas turut menampilkan salah satu alutsistanya, yakni radar intai terbaru MSSR 2000-I di hadapan publik.
Seperti diketahui, satuan radar intai dalam operasionalnya ditangani personel TNI AU, namun dalam gugus komandonya berada di bawah Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional). Selain kedatangan Weibel Portable Radar buatan Denmark, MSSR 2000-I juga digadang ikut melengkapi kemampuan indra Kohanudnas guna menutupi beberapa blank spot area yang masih ada di Tanah Air.
Ada dua unit radar MSSR 2000-I yang akan memperkuat Kohanudnas, dengan pengiriman terakhir di jadwalkan tuntas pada awal tahun ini. Monopulse Secondary Surveillance Radar MSSR-I adalah mengadopsi sistem modular penuh, yang memenuhi standar ICAO (International Civil Aviation Organization) untuk Mark X dan Mark XII. Sistem radar ini dapat dikonfigurasi sebagai radar sekunder yang terpisah, atau bisa juga digabungkan menjadi satu set dengan radar pemantau utama.
Seperti yang ditampilkan dalam HUT TNI ke-69, antena radar MSSR 2000-I mengusung tipe Large Vertical Aperture (LVA) yang terdiri dari 35 kolom radiator dan mencapai gain antena lebih dari 27 dBi. Daya endus radar ini mampu mendeteksi sasaran sejauh 255 nautical mile (setara 472,2 Km). Dalam waktu bersamaan, radar dapat mendeteksi 1.500 sasaran dalam radius 360 derajat, 400 sasaran dalam radius 45 derajat, 110 sasaran di segmen 3.5 derajat. Dengan kemampuannya, MSSR 2000-I digadang mampu mendukung peran kontrol lalu lintas udara.
Airbus Defence and Space selaku manufaktur, mengklaim radar MSSR 2000-I sebagai satu-satunya radar sekunder yang bersertifikat sesuai dengan standar kontrol lalu lintas udara terkini, baik sipil maupun militer. Beberapa fitur yang ditawarkan radar ini adalah identifikasi otomatis teman-atau-musuh (IFF/identification friend or foe) untuk menghindari friendly fire. MSSR 2000 I juga berkemampuan Mode 5, standar IFF militer terbaru yang akan akan diterapkan kepada seluruh negara NATO.
Radar MSSR-2000-I dapat disimpan di satu cargo dan dapat plug-in dengan antena delapan meter (26 kaki), dan seluruh sistem terhubung ke kontrol lalu lintas udara atau jaringan pertahanan udara terpadu, dengan menggunakan protokol data radar ASTERIX (All Purpose Structured Eurocontrol Surveillance Information Exchange). Selain Indonesia, radar sekunder ini juga telah digunakan oleh Jerman, Perancis, AL Inggris, Portugal dan otoritas sipil penerbangan di Filipina. (Deni Adi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar