Pemenuhan Kapal Selam oleh Pemerintah Indonesia untuk pengamanan batas wilayah laut Indonesia terlaksana dengan pembelian 3 kapal selam dari Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering, Korea Selatan (DSME) oleh Kementerian Pertahanan RI. Pembelian kapal selam turut disertai Transfer of Technology yang melibatkan sekitar 206 personil PT PAL INDONESIA, untuk mempelajari produksi kapal selam di Korea. Hal ini sejalan dengan implementasi Undang-Undang 16 Tahun 2012 tentang Industri pertahanan, dimana PT PAL INDONESIA diberikan mandat untuk dapat secara mandiri memproduksi kapal selam bagi Indonesia.
Groundbreaking Pembangunan Fasilitas produksi Kapal Selam dihadiri Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Asisten Deputi Usaha Industri Agro dan Industri Strategis Kementerian BUMN, Kapusada Baranahan Kementerian Pertahanan, Tim Pelaksana KKIP, Perwakilan Daewoo Logistics, Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero), Jajaran Dewan Komisaris dan Direksi PT PAL INDONESIA, serta para Insan PAL yang mengikuti TOT kapal selam. Pemancangan tiang pancang pertama (Groundbreaking) fasilitas produksi kapal selam ini, sebagai tanda dimulainya pekerjaan konstruksi di lokasi proyek pembangunan fasilitas kapal selam yang letaknya di area sekitar dermaga divisi Pemeliharaan dan Perbaikan (Harkan) PT PAL INDONESIA.
Direktur Utama PT PAL INDONESIA, M. Firmansyah Arifin menyampaikan, sesuai amanah yang diberikan oleh pemerintah melalui keputusan KKIP No. SKEP/04/KKIP/XII/2012 tanggal 20 Des 2012 tentang penguasaan teknologi kapal selam, maka PAL INDONESIA telah melakukan 2 kegiatan yakni penyiapan SDM melalui TOT dan juga pembangunan fasilitas produksi kapal selam. Tak lupa juga disampaikan terima kasih kepada Komisi 1 dan komisi 6 DPR RI, Kementerian Pertahanan, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan partner-partner strategis yang turut serta.
Pada kesempatan ini, Laksamana TNI (Purn) Sumardjono selaku Ketua Pelaksana KKIP menyampaikan beberapa kajian penting ; ”Kita berharap program ini dapat memberikan dampak positif baik dalam aspek ekonomi, aspek politik, pengembangan kekuatan TNI, maupun bagi pengembangan industri pertahanan di Indonesia,” ucapnya lantang. Acara ini bukan sekedar ceremonial biasa tetapi harus dapat kita jadikan sebagai momentum kebangkitan industri pertahanan dalam pemenuhan alutsista terutama untuk kapal kombatan.
Kapusada Baranahan Kementerian Pertahanan, Laksamana Pertama Listyanto memberikan arahan agar proyek pembangunan kapal selam ini dapat berjalan tepat waktu. Disampaikan juga mengenai permenhan yang sedang tahap finalisasi, bahwa seluruh kegiatan harus mengacu pada kebutuhan gelar di lapangan. Jadi akan ditarik mundur sejak kapan penyiapan dokumen, dana dari dimulainya proses pembangunan. Hal ini dirasa penting, agar proyek-proyek yang akan dikerjakan dapat dimulai dan selesai tepat waktu.
Pembangunan ini bersinergi dengan BUMN Karya, yakni PT Waskita Karya (Persero) yang siap membangun fasilitas produksi kapal selam dengan luas area 170 m x 110 m yang terdiri dari Bengkel utama dan Bengkel Pendukung dengan kapasitas 2.000 ton. Selain untuk pembangunan kapal selam, bengkel ini juga akan digunakan sebagai tempat pemeliharaan dan perbaikan nantinya. Pembangunan fasilitas produksi Kapal Selam selain perwujudan dari pemenuhan rencana strategis pertahanan, juga sebagai pusat riset dan pengembangan teknologi untuk penguasaan sumber daya kelautan.
Produksi kapal selam akan menandai penguasaan teknologi termodern oleh putra-putri bangsa dalam pembangunan kapal bawah air sebagai wujud kebangkitan program kemandirian bangsa dalam mempertahankan dan mengamankan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Produksi ini akan menjadi kapal pertama karya putra-putri bangsa sebagai hasil dari kerjasama teknologi dengan Korea Selatan.
Acara diakhiri dengan peninjauan lokasi fasilitas produksi kapal selam, yang kemudian dilanjutkan dengan laporan progress pembangunan kapal selam oleh PT PAL INDONESIA pada Tim Pelaksana KKIP yang dilaksanakan di gedung PIP lantai IV. (pal.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar