Sampai tulisan ini dibuat, belum juga ada keputusan final dari pemerintah Indonesia terkait pemenang tender pengadaan jet tempur pengganti F-5 E/F Tiger II Skadron Udara 14. Di sisi lain, publik pemerhati alutsista, pengambil keputusan, dan pihak user (TNI AU) telah mulai mengkristal pada ‘pilihannya’ masing-masing. Nama-nama besar seperti Sukhoi Su-35BM, Rafale, JAS 39 Gripen NG, F-16 Block 60, dan Typhoon masih harap-harap cemas menunggu putusan final dari Kementerian Pertahanan.
Sejak event Indo Defence 2014 digelar, hingga kini aura kompetisi kian terasa kencang. Contoh seperti Rafale yang belum lama unjuk demo di langit Jakarta, kini giliran Eurofighter Typhoon yang tak ingin kehilangan momentum. Bertempat di hangar PT Dirgantara Indonesia (PT DI), Eurofighter menampilkan full mockup jet tempur multirole bermesin dua tersebut kepada kalangan media Tanah Air, termasuk Indomiliter.com yang mendapat undangan khusus dari PT DI. Sebagai full mockup, wujud jet tempur dihadirkan utuh dengan ukuran persis seperti aslinya.
Full mockup Typhoon juga memberi gambaran yang cukup jelas, pasalnya 13 hard point untuk cantelan senjata (rudal dan bom) semua dalam kondisi terpasang. Beberapa replika rudal yang dipasang pada mockup Typhoon seperti rudal udara ke udara IRIS-T (Infra Red Imaging system Tail/Thrust Vector Controlled), ASRAAM (Advanced Short Ranged Air to Air Missile) dan Meteor.
IRIS-T besutan Diehl BGT Defence, Jerman, digadang sebagai rudal udara ke udara jarak dekat, perannnya mirip dengan AIM-9 Sidewinder. Rudal ini memiliki pemandu infra red denga daya lacak tinggi, serta dapat menyajikan output gambar dengan resolusi tinggi. IRIS-T dapat melakukan manuver 360 derajat, dan dapat dikendalikan lewat radar maupun lewat bidikan dari helm sang pilot. Sementara ASRAAM buatan MBDA juga di dapuk untuk serangan jarak dekat, rudal ini mampu melesat lebih dari 3 Mach. Dengan kemampuan advanced, rudal ini bisa melesat hingga jarak 50 Km. Lalu untuk misi serang udara ke udara jarak menengah ditampilkan Meteor yang juga besutan MBDA. Rudal ini masuk kelas beyond-visual-range air-to-air missile (BVRAAM) dengan kecepatan luncur di awal hingga 2 Mach.
Varian jenis rudal dan bom yang bisa digotong Typhoon cukup banyak, tapi yang juga menarik perhatian adalah rudal anti kapal RBS-15 buatan Saab Bofors Dynamic, Swedia. Meski tak dipasangkan dalam hard point, rudal ini terbilang paling tambun, maklum bobot aslinya mendekat 800 Kg. Varian navy-nya, yakni RBS-15 MK3 rencananya akan dipasang melengkapi KCR (Kapal Cepat Rudal) Klewang Class TNI AL.
Semua panel senjata ditampilkan serupa dengan wujud aslinya, kecuali ujung laras kanon 1 × 27 mm Mauser BK-27 yang tak terlihat pada mockup. Selebihnya suguhan mockup Typhoon lumayan mampu membetot perhatian, seperti bagian kokpit yang memperlihatkan panel instrumen navigasi lengkap, dan kursi lontar Martin Baker MK16A.
Masih terkait mockup, sebelumnya Eurofighter telah cockpit demonstrator di ajang Indo Defence 2014. Dengan menghadirkan mockup, pihak pabrikan dapat memperlihatkan secara lebih jelas tampilan penuh dari sebuat pesawat. Menghadirkan mockup juga dapat me-reduce biaya promosi, ketimbang mendatangkan pesawat demo ke negara tujuan yang jaraknya cukup jauh. Rencananya, mockup Typhoon di Bandung juga akan diperlihatkan ke kalangan mahasiswa.
Banyak hal menarik yang dapat dituangkan dari perjalanan selama dua hari bersama tim Eurofighter di Jakarta dan Bandung. Simak kelanjutan artikel terkait Typhoon dalam upayanya memenangkan kompetisi di Indonesia. Bagaimana setting misi Typhoon dalam menunjang kepentingan maritim Indonesia, dan tawaran pembuatan comformal fuel tank sebagai bagian dari offset dalam skema ToT (transfer of technology)? Nantikan ulasannya di artikel kami selanjutnya. Stay Tuned! (Haryo Adjie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar