TNI merespons tekanan internasional terhadap pemerintah Indonesia.
Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, menginspeksi prajurit TNI Angkatan Laut di Dermaga Ujung, Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, 6 Januari 2015. (Pusat Penerangan TNI)
Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, menyiapkan pasukan khusus untuk menjaga proses eksekusi mati terhadap terpidana narkoba asal Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
"Setelah ini saya beserta komandan-komandan pasukan khusus akan membuat perencanaan detail untuk mengantisipasi apabila ada gangguan-gangguan dalam bentuk apa pun terhadap pelaksanaan hukuman mati terhadap narkoba, khususnya yang telah disiapkan," kata Moeldoko dalam keterangan persnya di Markas Besar TNI di Jakarta, Jumat, 20 Februari 2015.
Panglima mengatakan, TNI tidak terpengaruh dengan situasi jelang eksekusi mati dua warga Australia yang tergabung dalam Bali Nine itu.
Kata Panglima, TNI berada di belakang dan siap mengamankan kebijakan Presiden Joko Widodo. "Saya akan memimpin rapat menyiapkan rencana emergency (situasi darurat) kalau terjadi gangguan atas hukuman mati," katanya.
TNI mengikuti perkembangan dari waktu ke waktu. Apalagi tekanan internasional dari Australia hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga menekan pemerintah untuk membatalkan eksekusi mati.
"Panglima TNI beserta seluruh jajaran selalu menganalisis atas berbagai situasi, bisa dari berbagai respons dan seterusnya. Untuk itu saya hadirkan Kabais (Kepala Badan Intelijen Strategis), karena kita melihat time by time (dari waktu ke waktu) situasi perkembangan itu sehingga TNI tidak boleh tertinggal," kata Moeldoko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar