Pangdam Iskandar Muda, Mayjen Agus Kriswanto (Kodam-Im.mil.id)
Pangdam Iskandar Muda, Mayor Jenderal, Agus Kriswanto menyesalkan aksi penculikan yang berujung tewasnya dua anggota Kodim 0103 Aceh Utara. Karena insiden ini hanya akan merusak kedamaian yang sudah terbina di Aceh.
Menurut dia, aksi penculikan dan penembakan anggota TNI di Aceh merupakan akumulasi dari aksi bersenjata di Aceh yang terjadi sebelumnya, di mana korbannya adalah warga sipil.
"Sasarannya sudah TNI, kami tetap patuh hukum dan kita serahkan kepada kepolisian," kata Mayjen Agus di Media Centre Kodam IM, Selasa, 24 Maret 2015.
Agus menegaskan, TNI menyerahkan proses penyelidikan tewasnya dua anggota Kodim Aceh Utara kepada kepolisian. Dia mengaku tidak akan mencampuri tugas kepolisian dalam mengungkap kasus ini. Namun bila diperlukan, TNI siap membantu kepolisian.
"Kami akan siap sedia jika polisi meminta bantuan TNI untuk mengungkap motif penembakan terhadap dua personel kodim tersebut," ujarnya.
Sementara itu, terkait dengan pelaku yang merupakan kelompok bersenjata, mantan Panglima Divisi 2 Kostrad ini enggan menduga-duga dari kelompok mana pelaku berasal. Dia meminta semua pihak menunggu penyelidikan polisi untuk diproses secara hukum.
"Biar hukum yang bertindak dan jika saatnya memang TNI butuh bertindak, maka akan bertindak," tegasnya.
Agus mengimbau kepada para prajuritnya untuk menahan diri dan tetap menjaga hubungan baik dengan masyarakat. Dia meminta kepada warga sipil yang masih menyimpan senjata untuk diserahkan kepada pihak berwajib demi kedamaian dan ketentraman Aceh.
Dua anggota Intel Kodim 0103 Aceh Utara ditemukan tewas di Desa Alue Mbang, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, Selasa, 24 Maret 2015, sekitar pukul 08.30 WIB. Kedua anggota TNI yang tewas itu atas nama Serda Hendriyanto dan Serda Indra Irawan.
"Betul, positif sudah ditemukan hari ini pukul 08.30 WIB," kata Kepala Penerangan Kodam Iskandar Muda, Letkol Mahfud kepada VIVA.co.id.
Dua anggota Kodim Aceh Utara itu sebelumnya diculik kelompok bersenjata di Aceh Utara pada Senin, 23 Maret 2014. Saat itu Serda Hendri dan Serda Indra sedang melakukan pengumpulan informasi tentang keberadaan kelompok bersenjata di daerah Aceh Utara.
Agus menegaskan, TNI menyerahkan proses penyelidikan tewasnya dua anggota Kodim Aceh Utara kepada kepolisian. Dia mengaku tidak akan mencampuri tugas kepolisian dalam mengungkap kasus ini. Namun bila diperlukan, TNI siap membantu kepolisian.
"Kami akan siap sedia jika polisi meminta bantuan TNI untuk mengungkap motif penembakan terhadap dua personel kodim tersebut," ujarnya.
Sementara itu, terkait dengan pelaku yang merupakan kelompok bersenjata, mantan Panglima Divisi 2 Kostrad ini enggan menduga-duga dari kelompok mana pelaku berasal. Dia meminta semua pihak menunggu penyelidikan polisi untuk diproses secara hukum.
"Biar hukum yang bertindak dan jika saatnya memang TNI butuh bertindak, maka akan bertindak," tegasnya.
Agus mengimbau kepada para prajuritnya untuk menahan diri dan tetap menjaga hubungan baik dengan masyarakat. Dia meminta kepada warga sipil yang masih menyimpan senjata untuk diserahkan kepada pihak berwajib demi kedamaian dan ketentraman Aceh.
Dua anggota Intel Kodim 0103 Aceh Utara ditemukan tewas di Desa Alue Mbang, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, Selasa, 24 Maret 2015, sekitar pukul 08.30 WIB. Kedua anggota TNI yang tewas itu atas nama Serda Hendriyanto dan Serda Indra Irawan.
"Betul, positif sudah ditemukan hari ini pukul 08.30 WIB," kata Kepala Penerangan Kodam Iskandar Muda, Letkol Mahfud kepada VIVA.co.id.
Dua anggota Kodim Aceh Utara itu sebelumnya diculik kelompok bersenjata di Aceh Utara pada Senin, 23 Maret 2014. Saat itu Serda Hendri dan Serda Indra sedang melakukan pengumpulan informasi tentang keberadaan kelompok bersenjata di daerah Aceh Utara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar