Kasus penyadapan kembali memanas setelah mantan pegawai badan intelijen Amerika Serikat, Edward Snowden membeberkan rencana Australian dan Selandia Baru menyadap jaringan telekomunikasi Telkomsel.
Kasus ini bukanlah pertama kali dialami oleh Indonesia terlebih operator. Lantas, apakah yang membuat hal ini sering terjadi? Okezone menghubungi Pratama Persadha, Ketua Lembaga Riset CISSReC yang merupakan Pakar Keamanan Cyber dan Komunikasi, Selasa (10/3/2015) untuk mendapatkan informasi.
Q: Apa penyebab Telkomsel disadap?
A: Ini bukan dibobol ya, mungkin Telkomselnya sendiri gak sadar kalau dia sudah disadap. Masalahnya teknologi-teknologi ini merupakan teknologi tingkat tinggi. Jika transfer knowladge orang Telkomsel masih menggunakan orang luar, ya bisa saja disusupi.
Q: Berbicara masalah teknologi, teknologi seperti apa yang menjadi masalah?
A: Masalahnya bukan teknologinya, tapi teknologi GSM-nya. Teknologi GSM itu menggunakan algoritma pengamanan A51 itu teknologi 3G atau A52 untuk 2G (teknologi standar). Nah, negara di seluruh dunia menggunakan teknologi yang sama, jadi bukan karena providernya tapi teknologi itu punya kelemahan. Kelemahannya ialah dapat dilakukan interset atau disadap dengan peralatan GSM Interset atau GSM Monitoring, sehingga dapat disadap dari udara. Karena ini bisa disadap, jadi harus diamankan.
Q: Jika menyadap dapat dilakukan secara udara, kemudian kenapa harus lewat operator?
A: Iya, kalau kita punya teknologi tidak perlu langsung ke operator, gak perlu kerena risikonya dapat ketahuan dan meninggalkan jejak. Tapi memang paling gampang melakukan penyadapan nyolok ke sistem operator, sehingga dapat menentukan target dan di monitor jaringan komunikasi yang dilakukan oleh target, seperti telefon, pesan singkat, dan email sudah langsung terdeteksi. (Okezone)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar