Para begal dan preman sudah makin berani. Mereka berani menyerang dan mengeroyok anggota polisi yang mencoba menghentikan aksi mereka.
Untungnya di beberapa kejadian, ada anggota TNI yang turun tangan membantu mereka. Langkah anggota TNI ini mendapat apresiasi karena masyarakat senang melihat TNI dan Polri saling membantu. Apalagi aksi kejahatan jalanan ini makin meresahkan.
Salah satu tindakan berani itu dilakukan Kopka Edy Mulyanto (43). Dia berhasil menyelamatkan seorang polisi lalu lintas (polantas) dari amukan sejumlah anak punk dan preman.
Peristiwa itu terjadi di pos lalu lintas underpass Simpang Patal Palembang, 3 Maret 2015 lalu. Saat itu, Kopka Edy yang sedang mengendarai sepeda motor melihat anggota polantas sedang dikeroyok anak punk.
Diketahui, polantas tersebut bermaksud menghentikan aksi pemalakan yang dilakukan anak punk. Namun justru polantas itu malah menjadi korban pengeroyokan dan nyaris tewas.
“Pas saya lewat, polantas itu sedang dikeroyok banyak anak punk. Syukur, dia bisa saya selamatkan,” ungkap Edy, Kamis (12/3).
Menurutnya, ketika polantas tersebut dikeroyok dia langsung membantu menyelamatkan. “Siapa yang tak kasihan lihat dia dikeroyok begitu, apalagi polisi yang lagi bertugas. Yang penting dia selamat,” ujarnya.
Anggota Provost Korem 044 Gapo Palembang itu, akhirnya dihadiahi oleh Pangdam II/Sriwijaya untuk mengikuti Sekolah Calon Bintara (Secaba) secara gratis.
Danrem 044 Gapo Palembang Kolonel Inf Suko Basuki mengungkapkan, penghargaan terhadap anak buahnya itu pantas diberikan karena sudah menambah citra TNI.
“Ini rezeki untuk Kopka Edy atas sikap kemanusiaannya. Dua kali dalam dua hari berturut-turut, dia selamatkan jiwa manusia tanpa memikirkan keselamatan jiwanya sendiri,” ungkap Basuki usai apel luar biasa pemberian penghargaan di Korem 044/Gapo, Kamis (12/3).
Menurut dia, penghargaan itu diputuskan dari sidang panitia karier. Kopka Edy akan mengikuti Secaba reguler khusus secara gratis. Sekolah ini dari tamtama menjadi bintara selama 1,5 bulan yang digelar beberapa hari lagi.
“Dia prajurit yang berani. Prajurit seperti inilah yang harus dicontoh bagi prajurit lain. Tak kenal takut dan balas bukti, dia ikhlas membantu orang,” kata dia.
Sementara itu, Kopka Edy tak menyangka akan mendapat hadiah khusus dari instansinya. Sebab, aksi penyelamatan itu dilakukan atas dasar rasa kemanusiaan.
“Alhamdulillah, ini rezeki saya. Apalagi, sejak menjadi TNI 20 tahun lalu, saya tidak pernah ikut Secaba,” kata bapak tiga orang anak ini.
Kopral Edy bukan satu-satunya. Beberapa bulan lalu, Prajurit Moh Thoyib Azizi juga melakukan tindakan berani. Dia melumpuhkan begal motor yang merampas senjata milik anggota kepolisian.
Saat kejadian, Toyib mendengar teriakan minta tolong dari Brigpol Syarif Dunggio yang ditembak begal berinisial RR di Gorontalo.
Tanpa berfikir panjang, pria asal Gresik itu bergegas mengejar pelaku hingga terdesak ke pemukiman warga. Dia melihat pelaku yang masih memegang senjata api jenis revolver. Thoyib langsung menendang dengan beladiri militer Yong Moodo. Tendangannya mengenai dada begal tersebut hingga tersungkur tak sadarkan diri.
Selanjutnya, Thoyib menyerahkan pelaku yang melucuti senjata polisi itu ke Tim Buser di Mapolda Gorontalo. Sayangnya nyawa Brigpol Syarif yang ditembak begal itu tak tertolong. Dia meninggal di rumah sakit.
Aksi berani Thoyib diganjar kenaikan pangkat luar biasa. Kepala Staf TNI AD Jenderal Gatot Nurmantyo sendiri yang memberi Thoyib kenaikan pangkat jadi prajurit kepala. (Merdeka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar